Malam itu, di tengah menusuknya
hembusan angin malam dan dinginnya rintik hujan yang membasahi seluruh baju dan
tubuhku angkot yang saya tunggu mulai terlihat dari jauh. Melambaikan tangan
seperti kebiasaan setiap orang penumpang yang ingin naik untuk pergi ke tempat
tujuannya, saya juga mulai melambaikan tangan untuk menghentikan angkot itu.
Ketika memasuki angkot yang mulai di penuhi penumpang yang membuat sesak kepala
(seperti fikiranku saat ini yang mengikuti ujuan semester yang terasa tidak
perna kelar kelar). Mungkin orang orang tidak ingin masuk kedalam angkot yang
penuh seperti ini (saya juga) tapi karena terlanjur dingin terasa, mau apa lagi
yang penting cepat sampai ke dalam kos kosan dan merebahkan badan yang terlanjur
lelah ini.
Langkah
kaki mulai naik kedalam angkot yang sesak ini
yang saya berharap bisa berada di tepi tempat duduk malah harapan itu terbuang
jauh jauh ke belakang yang ada satu oarang lagi bisa duduk. Seperti kebanyakan
orang tidak perna mau berada di belakang entah apa sebab musabahnya, mungkin
ada yang mabuk seperti yang saya rasakan ketika berada di belakang mobil
apalagi angkot. Saya mulai melintasi kaki kaki yang lelah dalam perjalanan ini,
ketika sampai di belakang dan mulai duduk melepas kaki yang lelah menunggu
beberapa menit angkot yang lewat. Lirik ke kiri dan ke kanan (hehehehe) tanpa
di duga rasa lelah itu hilang bukan karena minum teh botol ya !!. tapi karena
melihat seorang gadis yang becadar dan membaca alquran kecil di genggaman jari
jemarinya yang halus. Dalam remang remangnya cahaya dalam angkot yang kecil ini
gadis bercadat itu relah membaca ayat ayat suci alquran yang sangat kecil yang
menurut saya kalau di dalam angkot membaca terasa mulai mual di kepala bukannya
di perut.
Terfikir dalam
hati kecilku alangkah setiap perempuan mau membaca alquan seperti itu. Mungkin
dia akan cantik lahir dan batin dan mungkin tak perna ada perceraian di dunia
ini, karena yang di lihat seorang laki laki tidak lagi penampilan luarnya
melainkan hati yang suci yang selalu ingin terikat dengan tuhannya juga mugkin
tidak ada nafsu yang keluar dari benak laki laki jika melihat gadis gadis
seperti yang di inginkan setiap laki laki soleh.
Setelah
membaca alquran dia mulai membuka hendphone nya ( saya memperhatikannya dari
semulai masuk angkot itu hp nya merk vivo) dia mulai membuka instagram, jari
jemarinya mulai liar memainkan ponsel pintarnya namun saya tidak tau siapa nama
profil di instagramnya itu. Cukup lama dia melihat lihat dan ayun sana ayaun sini
jemari kecillnya itu di instagram, baru ketika membuka aplikasi baru saya bisa
melihat nama profilnya. Ya.... facebook, itu adalah aplikasi sosial yang sering
di kunjungi kaulamuda di belahan dunia ini sekarang.
Saya mulai
memperhatikan sekarang yang sedari tadi hati ini bertanya tanya siapa perempuan
ini kini sudah terjawab sudah, profil facebook yang besar mulai membuat kata
beruntung kepada saya namanya (m..lh p.h.n) gadis bercadar itu. Dia terus
bermain dengan alat sebesar genggaman itu melihatm menelusuri mungkin kawan
atau teman maupun yang lainya di aplikasi yang mulai popular di kalangan remaja
ini namun dia tak menyadari sedari tadi ada yang memperhatikanya.
Angkot ini
terus melaju menyusuri jalan yang telah biasa di laluinya dari rumah ke rumah angkot
ini mulai berlalu sampai satu persatu mulai turun namun si gadis bercadar itu
belum juga lagi turun, hati mulai bertanya lagi dimanakah gadis ini akan turun?
Apakah saya yang dulu turun? Mungkin hanya yang maha kuasa yang bisa
menjawabnya dalam detik detik ini.
Tanpa di sadar ketika tiba jalan
yang akan menghentikan kendaraan ini turun tinggal beberapa meter lagi karena
kini tiiba saatnya saya yang akan turun, seperti kebiasaanya penumpang untuk
turun berkata (bang simpang ya bang) ketika saya mengatakannya eh ternyata dia
juga mengatakannya, karena saya dan dia
juga turun di tempat yang sama. Dia turun terlebih dahulu dan di belakangnya
saya turun, agak lama juga saya menunggunya karena supir angkotnya mengembalikan
uang 50 000 ribunya. Ketika masuk jalan itu saya terus berjalan dan di belakang
saya gadis itu terus menapaki aspal yang terus mengaliri rintik hujan ini,
sampai saya tiba dirumah dan dia melewati rumah temapat saya kos itu. Rupanya
saya tinggal di sekitar tempat yang sama, tapi siapakah gadis bercadar itu?
mungkinkah bertemu lagi
see you again
Tidak ada komentar:
Posting Komentar